Rabu, 25 Agustus 2010

Terkuak, Misi Rahasia 'Lawrence of Arabia' VIVAnews By Elin Yunita Kristanti - Rabu, 25 Agustus

 
Adegan Film 'Lawrence of Arabia'

VIVAnews - Sebuah  buku harian yang belum pernah diterbitkan memuat misi rahasia 100 tahun lalu yang dilakukan Letnan Kolonel TE Lawrence atau yang juga dikenal dengan 'Lawrence of Arabia', terkuak.
Adalah pensiunan dosen, James Hynes (80) yang menuliskannya dalan buku berjudul 'Lawrence of Arabia's Secret Air Force'.
Informasi dalam buku itu didapatkan setelah ia melakukan kontak dengan sepupunya yang menceritakan jurnal berisi pengalaman ayahnya mengikuti pahlawan militer Inggris. Letkol TE Lawrence selama Perang Dunia I.
Catatan harian itu berisi kisah spionase dan operasi militer pemboman yang diberi nama 'X Flights' yang dipimpin oleh Lawrence di bekas Kekaisaran Ottoman.
Lawrence memimpin 'X Flights' pada tahun 1918 melawan Turki -- dibantu oleh tim yang ia tunjuk sendiri, termasuk Earl of Winterton keena, yang saat itu duduk sebagai anggota parlemen.
Misi rahasia ini membantu Lawrence menaklukan Damaskus pada 1918 -- di mana ia menjadi instrumen penting dalam pembentukan pemerintahan Arab.
Misi ini sangat rahasia bahkan Royal Air Force (RAF), angkatan udara Britania Raya tidak mengetahuinya. Misi ini tetap jadi rahasia, termasuk dalam penggambaran Film 'Lawrence of Arabia' yang dibintangi Peter O'Toole pada tahun 1962.
Detail penerbangan itu kini diungkap oleh salah satu anak buah Lawrence, George Hynes -- paman James Hynes.
Diceritakan dia dalam catatan hariannya, hanya orang-orang yang terlibat dalam 'Operasi Gurun' yang tahu keberadaan 'X Flight'.
'X Flight adalah grup kecil yang terdiri dari beberapa pesawat terbang yang digunakan Lawrence dan rekan-rekannya untuk menjalankan misi setelah mengambil alih kekuasaan atas Aqaba pada 1917 selama perang Arab melawan Turki.
Misi tersebut termasuk mengebom rel kereta api Turki, memutus jaringan suplai dan kabel telegram.
George Hynes bertanggung jawab untuk menjaga pesawat layak terbang. Para kru bekerja dalam kondisi gurun yang sulit, tinggal dan bekerja di suhu yang bervariasi antara titik beku dan 100 derajat.
Sang penulis, James Hynes menambahkan, tugas mereka sehari-hari pada dasarnya mengenali foto bom, senapan mesin, dan mengidentifikasi pangkalan rahasia untuk dilaporkan pada Lawrence.
"Menerbangkan pesawat hanya bisa dilakukan pada pukul 04.00 - 06.00 saat udara dingin-dinginnya. Hanya saat itu mereka bisa menyerang, karena setelah itu adalah waktu sibuk untuk orang Turki. Selain itu menerbangkan pesawat dalam suhu 100 derajad sangat berbahaya.
"Pesawat -pesawat 'X Flights' akan mengambil gambar, mengebom, menggunakan senapan mesin, mereka akan menyerang.
"Sangat sering Lawrence akan tetap berada di lapangan udara rahasia dengan para penerbang. Memastikan ia mendapat informasi yang lancar.
George tetap melakukan kontak dengan Lawrence sebelum perwira itu tewas dalam kecelakaan motor pada 1935 dalam usia 46 tahun. Sementara George tewas pada 1973 dalam usia 78.

Tidak ada komentar: