Minggu, 26 Agustus 2012

Mantan Astronot Neil Armstrong Tutup Usia

Orang pertama yang berjalan di bulan, Neil Armstrong, meninggal pada usia 82 tahun.

Neil Armstrong dalam unit pesawat ruang angkasa setelah langkah bersejarahnya di bulan pada 1969. (Foto: Reuters/NASA)Mantan astronot Amerika Serikat dan orang pertama yang berjalan di bulan, Neil Armstrong, telah meninggal dunia di rumahnya di Ohio pada usia 82 tahun. 

Sebuah pernyataan keluarga mengatakan astronot berusia 82 tahun itu meninggal Sabtu (25/8) di luar kota Cincinnati, menyusul sebuah operasi jantung pada bulan ini.

Armstrong memimpin pesawat antariksa Apollo 11 yang mendarat di bulan pada 20 Juli 1969.  Ia kemudian mengirim pesan radio bersejarah “That’s one small step for man, one giant leap for mankind (Langkah kecil seseorang, lompatan besar untuk umat manusia).” 

Sementara seluruh dunia menyaksikan lewat televisi, Armstrong menghabiskan beberapa jam untuk berjalan di permukaan bulan bersama rekan astronot Edwin “Buzz” Aldrin.

Armstrong telah menarik diri dari kehidupan publik selama bertahun-tahun, tetapi ia berbicara pada tahun ini di Ohio State University dalam sebuah upacara untuk menghormati rekannya yang juga jadi perintis penjelajahan antariksa John Glenn, yang juga pernah menjadi senator dari Ohio.

sumber: http://www.voaindonesia.com/content/mantan-astronot-neil-armstrong-tutup-usia/1495774.html

Kamis, 23 Agustus 2012

Curiosity, Kendaraan Penjelajah NASA, Mendarat di Mars

Kendaraan penjelajah Mars milik NASA, Curiosity, mendarat di Mars setelah melakukan perjalanan selama delapan bulan.


Salah satu foto pertama setelah Curiosity mendarat di Mars pada 6 Agustus 2012. (Foto: NASA)Badan angkasa luar Amerika Serikat NASA telah mendaratkan kendaraan penjelajahnya di Mars pada Senin (6/8), menyelesaikan langkah paling berat dalam misi penyelidikan jejak kehidupan di planet tersebut. 

Ruang pengontrol pada Laboratorium Propulsi Jet di NASA penuh dengan sorakan kegirangan setelah mengkonfirmasi bahwa kendaraan seberat 1 ton bernama Curiosity tersebut tiba di Mars setelah perjalanan delapan bulan. Foto-foto pertama dari pendaratan tersebut diterima kembali oleh NASA di bumi hampir pada waktu yang sama setelah konfirmasi pendaratan pada 5.30 UTC (12.30 WIB).

Pendaratan tersebut mengharuskan penggunaan parasut, roket pengerem dan skycrane untuk memperlamban Curiosity dari kecepatan lebih dari 22 ribu kilometer per jam.  Para ilmuwan NASA menyebutnya pendaratan yang paling menantang yang pernah mereka coba.

Curiosity merupakan fokus utama misi Laboratorium Sains Mars NASA seharga US$2,5 miliar. Kendaraan ini menempuh hampir 570 juta kilometer sejak diluncurkan November 2011.

Para pejabat NASA mengatakan pada jumpa pers Minggu (5/8) bahwa kendaraan luar angkasa tersebut berfungsi secara baik saat ia menaikkan kecepatannya kea rah target.

“Agak menggelisahkan, tapi saya tidur lebih baik tadi malam dibandingkan dengan dua tahun terakhir karena Curiosity berjalan sendiri sekarang,” ujar Adam Steltzner, kepala insinyur mekanik untuk mengarahkan Curiosity menuju Mars, persiapan pendaratan dan pendaratan.

“Jika saya ingat dengan kerja keras yang telah kami lakukan, saya percaya bahwa tim kami telah melakukan semua hal yang harus dilakukan sehingga kami pantas meraih sukses malam ini. Meskipun demikian, seperti yang kita ketahui bersama, kita tidak pernah dapat menjamin keberhasilan,” ujarnya.

Daerah tempat Curiosity mendarat memiliki keragaman geologis sehingga para ilmuwan ingin sekali menyelidikinya. Keragaman ini dapat dilihat dari peta yang didapat oleh pengorbit NASA Mars Odyssey.

Curiosity berjalan dengan kecepatan sekitar 20.000 kilometer per jam saat ia masuk ke dalam atmosfer Mars yang tipis. Ia hanya memiliki tujuh menit untuk menggunakan parasut, pendorong roket dan derek untuk mengurangi kecepatan dan melakukan pendaratan dengan selamat.

Selama periode tersebut, kendaraan tersebut berfungsi secara otonom. Para insinyur NASA tidak dapat menyaksikan peristiwa tersebut pada saat yang sama karena perlu 14 menit untuk sinyal radio mencapai Bumi dari Mars.

Steltzner mengatakan bahwa para ilmuwan dan insinyur yang mengawasi proyek tersebut “percaya diri, ketakutan secara emosional” dan siap. “Jumlah kontrol yang tim kami miliki selama memasuki Mars, turun dan mendarat sama dengan kontrol  yang dimiliki penonton di rumah. Kami bersama-sama dalam perjalanan ini,” ujarnya.

Kamera-kamera penghindar bahaya pada Curiosity mulai mengambil gambar segera setelah mendarat. NASA menerima gambar-gambar dengan resolusi rendah dan hitam putih beberapa menit setelah pendaratan.

Doug McCuistion, direktur program eksplorasi Mars di NASA, mengatakan bahwa Curiosity dilengkapi 17 kamera dan tak lama lagi akan menghasilkan gambar berwarna.

“Dalam beberapa hari, minggu dan tahun ke depan, aka nada sejumlah besar gambar, gambar yang menakjubkan, gambar berwarna sebenarnya seperti yang dilihat mata manusia, dan ini akan sangat menyenangkan,” ujarnya.

Tujuan utama misi ini adalah untuk melihat apakah Mars pernah memiliki kondisi yang dapat mendukung kehidupan microbial. Curiosity bertenaga nuklir tersebut dilengkapi dengan instrumen untuk menyelidiki keadaan geologi, cuaca dan tingkat radiasi di Mars selama dua tahun ke depan. Curiosity adalah pesawat luar angkasa NASA ketujuh yang mendarat di planet merah.

Sementara itu, Presiden Barack Obama mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pendaratan sukses Curiosity itu “menandai pencapaian teknologi tiada tara dan menjadi sumber kebanggaan nasional jauh ke masa depan.”
 
Kepala NASA Charles Bolden mengatakan para ilmuwan berharap misi Curiosity akan menjawab banyak pertanyaan lama tentang planet Mars.
 
“Curiosity, penjelajah paling canggih yang pernah dibangun, kini ada di permukaan planet merah itu dan akan berusaha menjawab banyak pertanyaan lama tentang apakah ada kehidupan di Mars atau apakah planet itu bisa mendukung kehidupan di masa depan,” demikian ujar kepala NASA.

sumber: http://www.voaindonesia.com/content/curiosity-kendaraan-penjelajah-nasa-mendarat-di-mars/1455793.html

Astronom Temukan Gugus Galaksi Masif

Para peneliti di AS menemukan salah satu gugus galaksi terbesar yang pernah diketahui, dan memiliki sejumlah rekor kosmik yang penting.

Gugusan bintang di atas teleskop di Afrika Selatan. (Foto: Reuters).Para peneliti di Amerika Serikat mengumumkan pada Rabu (15/8) bahwa mereka telah menemukan gugus galaksi masif, salah satu struktur terbesar di alam semesta, yang berjarak 5,7 juta tahun cahaya dari Bumi dan memiliki rekor-rekor kosmik baru yang penting. 

Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian menyatakan dalam siaran pers bahwa pengamatan terhadap gugus tersebut, yang menunjukan adanya tingkat pembentukan bintang yang tinggi, dapat mendorong para astronom berpikir ulang mengenai bagaimana struktur-struktur kolosal dan galaksi yang mendiaminya berevolusi seiring waktu.

Dengan nama resmi SPT-CLJ2344-4243, gugusan galaksi tersebut juga diberi nama “Phoenix” yang diambil dari burung mitologi yang bangkit dari kematian. Hal itu sebagian terkait dari konstelasi di mana ia berada. Namun menurut Michael McDonald, anggota program Hubble di Massachusetts Institute of Technology, Phoenix juga melambangkan daya pikir hebat mengenai keajaiban astronomi terbaru.

“Sementara galaksi-galaksi di pusat sebagian besar gugus telah tidak aktif selama miliaran tahun, galaksi utama di gugus ini masih hidup dengan ledakan pembentukan bintang,” ujar McDonald, penulis utama makalan tentang Phoenix, yang muncul di jurnal Nature edisi 16 Agustus.

Berdasarkan pengamatan Observatorium Sinar-X Chandra di NASA, Teleskop Kutub Selatan milik Yayasan Sains Nasional di AS dan delapan observatorium lainnya, para peneliti mengatakan bahwa pusat gugus Phoenix terkait dengan pembentukan sekitar 740 massa matahari atau bintang per tahun.

Secara perbandingan, tingkat pembentukan bintang di gugus Perseus 20 kali lebih lambat daripada Phoenix.

“Kecepatannya sangat luar biasa,” ujar Marie Machacek, ahli astrofisika dari Observatorium Astrofisika Smithsonia. Ia mengatakan bahwa gugus besar seperti Phoenix diperkirakan terdiri dari ribuan galaksi dan masih banyak yang harus dipelajari mengenai apa yang ada di dalamnya.

Lubang hitam yang sangat masif di galaksi utama dari sebuah gugus sejak lama diasosiasikan dengan tingkat pembentukan bintang yang lambat, karena memompakan energi ke sistem dan mencegah pendinginan gas yang diperlukan dalam pembentukan bintang.

Namun para ilmuwan mengatakan bahwa ledakan bintang masif tampak di Phoenix, saat ia melahirkan dua bintang per hari, yang disimpulkan sebagai kegagalan lubang hitam dalam menghalangi aliran pendinginan yang sangat kuat.

“Bintang dibentuk di gugus Phoenix dengan kecepatan tertinggi yang pernah diamati di gugus galaksi,” ujar Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian dalam pernyataan kepada pers.

“Obyek ini juga merupakan produsen sinar-X yang paling kuat dan paling masif di antara gugus galaksi lain. Data yang kami peroleh juga menunjukkan bahwa tingkat pendinginan gas panas di wilayah sentral pada gugus adalah yang tertinggi yang pernah diamati.” (Reuters)

sumber: http://www.voaindonesia.com/content/astronom-temukan-gugus-galaksi-masif/1489236.html

Bendera AS Bertahan di Bulan Setelah 40 Tahun

Setelah 40 tahun, ternyata bendera-bendera yang ditancapkan oleh para astronot serta jejak kaki mereka masih terlihat di bulan.

Astronot Buzz Aldrin berdiri di samping bendera AS yang ia dan Neil Armstrong tancapkan di bulan. (Foto: NASA)Beberapa dari momen-momen paling ikonik dalam sejarah Amerika Serikat terjadi ketika para astronot Apollo menancapkan bendera AS di permukaan bulan pada 1960an dan 1970an. 

Empat puluh tahun telah berlalu sejak Apollo 17, misi berawak AS ke bulan terakhir, meninggalkan bendera terakhir dari keseluruhan enam bendera AS di permukaan bulan.
Ternyata banyak orang yang terus penasaran dan antusias dengan apa yang terjadi pada bendera-bendera tersebut, serta alat-alat yang ditinggalkan para astoronot Apollo.

Pertanyaan mengenai topik tersebut merupakan salah satu yang paling banyak dilontarkan pada misi Kamera Pengorbit Pengintaian Bulan (Lunar Reconnaissance Orbiter Camera, LROC), yang baru-baru ini mengambil foto permukaan bulan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dijawab dengan gambar beresolusi tinggi dari enam wilayah pendaratan Apollo yang diambil oleh kamera bersudut sempit (Narrow Angle Cameras, NAC) milik LROC.

Gambar-gambar yang diambil dengan kamera-kamera LROC tersebut jelas memperlihatkan tidak hanya bendera, namun juga panggung Modul Ekskursi Lunar (Lunar Excursion Module, LEM), kendaraan penjelajah dan jejak-jejak yang tertinggal pada permukaan bulan. Bendera-bendera tersebut masih berdiri, menimbulkan bayangan di bulan.

“Secara pribadi, saya agak terkejut melihat bendera-bendera tersebut bertahan dari cahaya ultraviolet yang ganas dan suhu permukaan bulan,” tulis Mark Robinson, kepala penyelidik misi LROC dalam blognya. “Seperti apa rupa mereka sekarang adalah pertanyaan yang lain lagi.”

Hanya bendera yang ditanam oleh orang-orang pertama yang mendarat di bulan, yaitu astronot Apollo 11 Neil Armstrong dan Buzz Aldrin, yang tidak tampak. Saat kedua pria tersebut pergi dari permukaan bulan, Aldrin melihat bahwa bendera tertiup gas buang mesin pesawat luar angkasa saat terbang naik.

Untuk menentukan apakah bendera-bendera tersebut masih berdiri, tim LROC mengamati serangkaian gambar yang diambil dari periode-periode waktu yang berbeda dalam satu hari, dan melihat dengan seksama bayangan yang mengelilingi bendera-bendera tersebut.

Gambar tersebut juga menangkap tanda-tanda lain dari kehadiran para astronot di bulan, seperti panggung LEM dan beberapa potong peralatan yang digunakan untuk eksperimen atau eksplorasi. Diantaranya adalah Kendaraan Penjelajah Bulan (Lunar Roving Vehicle, LRV) atau “moon buggy” (kereta bulan) yang dipakai dalam tiga misi Apollo.

Apa lagi yang tersisa empat puluh tahun kemudian? Sisa-sisa jejak Armstrong dan Aldrin ketika pertama kalinya melangkahkan kaki di bulan.

sumber: http://www.voaindonesia.com/content/bendera-as-bertahan-di-bulan-setelah-40-tahun/1452217.html

Kendaraan NASA Cari Jejak Kehidupan di Mars

Kendaraan penjelajah milik NASA dijadwalkan mendarat di Mars pada 6 Agustus, diharapkan menemukan petunjuk kehidupan di planet merah tersebut.

Model kendaraan penjelajah Mars milik NASA, Curiosity, di lingkungan mirip Mars di laboratorium NASA. (Foto: Reuters)Kendaraan penjelajah Mars (Mars rover) milik lembaga luar angkasa Amerika Serikat NASA makin merapat ke planet merah pada Minggu (29/7), terbang menuju sebuah gunung yang mungkin menyimpan petunjuk adanya kehidupan di Mars. 

Kendaraan yang diberi nama "Curiosity" tersebut telah terbang menuju Mars sejak diluncurkan pada November 2011. Digerakkan oleh tenaga nuklir, kendaraan berukuran sedan kompak tersebut dijadwalkan mengakhiri perjalanan sejauh 567 juta kilometernya pada 6 Agustus mendatang.

Zona pendaratan adalah daerah seluas 20 kilometer x 7 kilometer di dalam cekungan purbakala yang disebut "Kawah Gale" di dekat garis ekuator planet tersebut. Kawah itu, salah satu tempat terendah di Mars, memiliki gunung setinggi lima kilometer yang terdiri dari lapisan-lapisan sedimen.

Para ilmuwan menduga kawah tersebut sebelumnya merupakan dasar danau. Jika memang demikian, mereka yakin bahwa sedimen-sedimen tersebut mengisi kawah tapi kemudian mengalir keluar seiring waktu dan hanya meninggalkan gundukan di tengahnya.

Bersiap mengakhir fase terakhir perjalanan menuju tempat pendaratan, Curiosity menembakkan pendorong kemudinya selama enam detik pada Minggu pagi, mengubah jalur terbangnya sebanyak satu sentimeter per detik.

“Saya tidak akan heran jika ini adalah manuver koreksi lintasan terakhir kami,” kepala navigator Tomas Martin-Mur yang bekerja di Laboratorium Tenaga Penggerak Jet NASA di Pasadena, California, dalam pernyataan tertulis.

Curiosity diharapkan mencapai lapisan atas atmosfer Mars pada pukul 1.24 pagi EDT tanggal 6 Agustus mendatang. Jika semua sesuai rencana, tujuh menit kemudian kendaraan tersebut akan berdiri dengan enam rodanya di atas permukaan kering dan berdebu planet tersebut.

Pendaratan belum bisa terjamin. Untuk menjalankan kendaraan penjelajah seberat satu ton dan memosisikannya dekat gunung, para insinyur menggunakan sistem kompleks yang termasuk parasut supersonik berdiameter 16 meter, sebuah landasan udara bertenaga roket dan sebuah “derek langit” yang dirancang untuk menambatkan kendaraan tersebut di darat.

Minggu lalu, NASA berhasil mengubah posisi pesawat luar angkasa Odyssey yang mengorbiti Mars sehingga ia bisa memonitor gerak dan pendaratan Curiosity, kemudian menginformasikan hal tersebut lewat radio ke pengawas di bumi dalam waktu yang seakurat mungkin.

Bumi dan Mars berjarak sangat jauh sampai-sampai sinyal radio, yang menjalar dengan kecepatan cahaya, membutuhkan waktu 13,8 menit sekali jalan. (Reuters/Irene Klotz)
sumber: http://www.voaindonesia.com/content/kendaraan-nasa-cari-jejak-kehidupan-di-mars/1449490.html

Studi Ungkap Rincian Baru Manusia Amerika Pertama

Analisis DNA menunjukkan bahwa manusia Amerika pertama tiba melalui migrasi melintasi jembatan tanah antara Siberia dan Alaska sekitar 15-ribu tahun lalu.

Manusia Lithic atau Paleo-Indians dikenal sebagai manusia pertama yang menghuni benua Amerika, yang datang melalui migrasi melintasi Siberia dan Alaska sekitar 15 ribu tahun lalu.Dua laporan ilmiah yang dirilis pekan ini mengungkapkan informasi baru tentang manusia pertama yang menetap di belahan bumi Barat, menjungkirbalikkan asumsi saat ini tentang sejarah itu. 

Analisis DNA pribumi Amerika menunjukkan bahwa nenek moyang mereka tiba dalam migrasi tunggal melintasi jembatan tanah antara Siberia dan Alaska setidaknya 15-ribu tahun lalu.

Namun, analisis yang lebih luas, yang dimuat dalam jurnal Nature, mengungkapkan bahwa penduduk asli Amerika berimigrasi dalam tiga gelombang. Migrasi kedua dan ketiga tetap di kawasan kutub utara, sedangkan keturunan migrasi gelombang pertama meneruskan perjalanan mereka ke ujung Amerika Selatan.

Bukti fisik paling awal pendatang pertama ke Amerika itu dibuat sekitar 13 ribu tahun lalu adalah batu-batu dan tulang berbentuk tertentu serta alat-alat terbuat dari gading yang ditemukan di dekat Clovis, New Mexico.

Sebuah studi baru yang dimuat dalam jurnal Science, menyebutkan tanggal pembuatannya bahkan lebih lama dari seribu tahun.

Sebuah tim internasional menggunakan penanggalan radiokarbon dan profil DNA dari proyektil obsidian atau kaca vulkanik warna hitam dan tinja manusia yang sudah kering yang ditemukan di Gua Paisley di Oregon untuk menunjukkan bahwa orang-orang dari budaya yang berbeda dari dan lebih tua dari Clovis juga mengkolonisasi Amerika.

sumber: http://www.voaindonesia.com/content/studi-ungkap-rincian-baru-manusia-amerika-pertama/1404651.html

Kendaraan Baru NASA Bantu Ilmuwan Pelajari Mars

NASA sedang membuat kendaraan baru untuk menemani kendaraan penjelajah Curiosity dan menyelidiki bagaimana Mars terbentuk.

Gambar permukaan Mars yang diambil oleh kendaraan penjelajah NASA, Curiosity, awal bulan ini. (Foto: NASA/JPL-Caltech)

Kendaraan penjelajah NASA di Mars, Curiosity, akan mendapatkan teman. 

Lembaga luar angkasa AS tersebut pada Senin (20/8) memilih sebuah kendaraan pendarat Mars untuk misi ilmiah luar angkasa yang akan diluncurkan pada 2016. Misi ini bertujuan menyelidiki bagaimana Mars terbentuk, informasi yang menurut para ilmuwan akan memberikan pengetahuan mengenai bagaimana struktur batuan seperti Bumi diciptakan.

Tidak seperti Curiosity, kendaraan penjelajah seukuran mobil yang mendarat di Mars pada 6/8 untuk mencari habitat tempat kehidupan mikrobial di Mars, penyelidikan terbaru ini akan fokus pada apa yang terjadi di inti planet merah tersebut.

Pendarat (lander) bertenaga surya yang disebut InSight ini akan dilengkapi sebuah seismometer buatan Perancis untuk menentukan apakah ada gempa di Mars (Marsquakes), serta sebuah termometer untuk mengukur panas di inti planet, menurut pejabat NASA.

“Ini adalah sesuatu yang menarik perhatian komunitas ilmiah selama bertahun-tahun,” ujar John Grunsfeld, wakil kepala administrasi NASA untuk sains, pada jumpa pers Senin.

“Seismologi adalah metode standar yang telah dipakai untuk memahami isi Bumi dan kita tidak memiliki pengetahuan tersebut tentang Mars,” kata Grunsfeld.

Meski pendarat tersebut tidak memiliki peralatan selengkap Curiosity, yang memiliki 10 instrumen untuk analisis kimia dan penelitian lainnya, InSight akan dilengkapi alat bor buatan Jerman yang dapat menembus kedalaman 30 kaki (9 meter) dalam kerak Mars.

Proyek tersebut berkompetisi melawan dua misi lainnya untuk mendapatkan dana US$425 juta dari NASA dan kesempatan pergi ke luar angkasa.

Dua misi lainnya adalah proyek untuk mengeksplorasi danau metana cair di Titan, bulan terbesar di Saturnus; dan pelompat robotik yang dapat berlari cepat di permukaan komet untuk mengukur bagaimana sinar matahari mengubah permukaannya.

Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, yang menjalankan misi Curiosity, juga akan memimpin InSight.

Kendaraan pendarat tersebut akan dirancang untuk dapat bertahan selama dua tahun. (Reuters/Irene Klotz)

sumber: http://www.voaindonesia.com/content/kendaraan-baru-nasa-bantu-ilmuwan-pelajari-mars/1492710.html